Blog yang memuat tentang berbagai macam permasalahan pelajar, baik itu positif maupun negatif, serta dikemas dalam bentuk semenarik mungkin. Dibuat dan disesuaikan untuk konsumsi publik. SELAMAT MEMBACA!

Senin, 08 Juli 2019

Perjalanan Panjang #1 Persiapan Masuk Kampus

"Hei, hei! Bangun dong! Kebo banget ih!"
"Suara siapa itu? Pagi-pagi sudah memintaku bangun dari tempat tidur," gumamku di dalam selimut.
"Drey! Bangun eh! Kamu sudah janji lho mau nganterin dia, jangan sampai telat Drey!"
"Aduh....gimana nih aku lupa, sial!" sesalku.
"Pokoknya bangun! Mandi! Sarapan! Bawa motornya hati-hati Drey! Kakak berangkat dulu. Oh iya, rumah jangan lupa dikunci!" kakakku memang begitu, selalu sibuk bahkan di hari-hari yang seharusnya dinikmati untuk leha-leha. Bisnisnya membuat dia selalu sibuk, ada saja permintaan dari para mitranya.

Lalu aku mencoba menyingkap selimut dan memulai membuka mata. "Jam berapa ini?" tanyaku dengan kondisi setengah sadar. Jam dinding pun berteriak, "waktu menunjukkan tepat pukul tujuh, tepat pukul tujuh."

"WAH GAWAT, LAGI-LAGI TELAT!"

***

Itulah musibah yang ku alami di hari spesial. Bayangkan aku sudah berjanji untuk menemani dia berbelanja kebutuhan untuk kuliah, tapi aku malah telat. Ya, aku dan dia akan masuk ke perguruan tinggi yang sama. Perguruan tinggi itu tak berada jauh dari rumahku, jadi aku tak perlu terlalu khawatir dengan persiapanku kelak. Dia yang memintaku untuk menemaninya karena menganggap aku lebih kenal dengan kampus. Selain karena alasan itu, yang pasti dia hanya bisa mengandalkanku sebagai orang terdekatnya. Aku juga tak punya kegiatan lain di hari itu, selain bermain game kesukaan. Daripada aku hanya bermain game, lebih baik aku menemaninya berbelanja.

Hari itu, aku berhasil membuat dia tidak marah. Kamu penasaran dengan caraku melakukannya? Penasaran aja atau penasaran banget? Hehe maaf aku tidak bermaksud membuat pembaca merasa cringe hehehehe sungguh!

Aku, Audrey Fikri, tak akan menerima kekalahanku begitu saja. Aku harus berbuat sesuatu agar dia tidak marah karena aku telat.  Pukul 7 aku segerakan diri ini menuju kamar mandi; sarapan semampuku; dan bergegas menjemputnya. Sekitar 40 menit aku habiskan untuk menjemput dia di rumahnya yang terletak cukup jauh dari lokasi rumahku.

"Hey, aku sudah di depan ya! Kamu kangen kan? Ayo cepat keluar, Audrey tampan menunggumu"

Ku kirimi dia sms seperti itu, karena ku tahu bahwa dia suka mematikan sinyal di handphone nya jika sedang badmood

"Lo kok baru sampai jam segini sih Drey?"

Alih-alih senyuman yang berbalas, dia malah menamparku dengan kata-kata pedasnya. Dia mencoba memarahiku, namun dengan sigap ku beri dia eskrim kesukaannya. Pagi itu, aku usahakan untuk singgah ke super market terdekat untuk menyiapkan kejutan ini. Dan trik unik itu berhasil membuatnya meleleh. Hahaha aku tertawa dalam hati, "YES BERHASIL NIH BIKIN DIA GA MARAH!"

Alhasil kami berdua langsung bertolak ke tempat tujuan kami. Di sana, kami mengunjungi banyak toko dan mencari apa yang dia butuhkan. Beberapa kali dia meminta saranku dan aku selalu sukses untuk mencari solusi dari kegelisahan yang dia rasakan. Mau tahu apa saja yang dia keluhkan?

"Drey sini! Audreeeeeeey!" teriak dia dari dalam toko. Aku segera menghampirinya, "Drey bagus ini atau itu?" dia bertanya tentang perbandingan suatu barang yang menurutku bisa dibeli sesuai kemauan, cukup sampai disitu, simpel. Namun, dia bingung untuk memilih diantara kedua barang itu, "Drey pancinya bagus yang ada gagangnya atau yang nggak ada ya Drey?" tanya dia. Aku yang mendengar pertanyaannya langsung membalas, "Sayang, eh maksudnya kamu, kamu tahu ga di asrama nggak boleh bawa panci? Kita ga boleh masak di dalam asrama, nanti kantin asramanya bangkrut dong. Aku juga tidak mengizinkan kamu bawa panci, meski di sana ada dapur sekalipun aku tidak rela mengetahui bahwa kamu menghabiskan malam dengan makanan cepat saji, tidak baik untuk kesehatanmu," mendengar balasanku sontak dia mengucap maaf kepada pemilik toko dan memilih membuang muka seraya melanjutkan pencarian barang lain. Dia menghabiskan beberapa waktu untuk memilih barang yang sebenarnya dilarang, dan kalau kamu bertanya, "kenapa aku nggak ada di sana?" kami para laki-laki terbiasa menemani bukan menguntit. Aku saat itu sedang berada di luar toko untuk bertanya kepada penjaga parkir dimana lokasi toko tempat tujuan berikutnya. Jadi wajar jika aku tidak mengetahui jenis barang yang dia sedang pilih. Dia tetaplah dia, dengan segala hal yang hinggap di dirinya, aku tetap di sana untuk mendampingi serta membimbingnya.

Setelah kejadian tadi, aku merasa harus mengikuti dia kemanapun dia pergi. Aku bukan penguntit, aku hanya tak ingin dia menghabiskan tenaganya untuk memilih dua barang yang tidak boleh dia bawa nantinya. Aku akhirnya nempelin kemanapun dia pergi. Hingga sampai di suatu waktu dimana dia ingin buang air kecil. Aku melihat jam tangan yang berputar di tangan, "hmm pukul 12 kurang, udah mau dzuhur nih," lalu aku mengajaknya untuk menaruh belanjaan kami di bagasi motor. "Hey, kamu nanti di kamar mandi jangan pilih-pilih ya, karena aku nggak akan ada di sana untuk memberimu pilihan, oke?" dia mengangguk tanda setuju denganku.

Triiing....triiiing....handphone ku berdering. Oh ternyata dia meneleponku.

"Ada apa kamu ko tiba-tiba nelepon? Aku baru selesai sholat nih. Ada barang ketinggalan di motor?" tanyaku.

"Nggak Drey, gue bingung mau pakai lipstik yang warna apa."

"Kamu pakai warna apa aja, kamu sudah cantik dari sananya kok! Pakai yang mana saja, aku pasti suka," balasku menenangkan. Aku membayangkan senyuman terukir di wajah cantiknya ketika mendengar balasanku barusan.

"Hey hey!"
"Apa?"
"Eh nggak deh, ga jadi."
"Drey, apa ga? Jawab ih!"
"Kamu tadi senyum-senyum ga pas aku bilang kamu cantik?"
"Kepo ya? Cari tahu saja sendiri Drey!"
"Gimana caranya? Masa aku harus masuk ke kamar mandi khusus wanita?"
"Lo tebak dong gue senyum apa nggak!"
Aku terdiam untuk beberapa saat, dia memang suka begini, penyakitnya dia adalah membuatku penasaran. "Duh dia kambuh deh, males nih!"

Dia adalah seorang wanita yang apa adanya, apa yang dia pikirkan akan dia sampaikan, dia bukan tipe orang yang suka memendam sesuatu. Lalu aku adalah orang yang agak sulit mengungkapkan. Tak jarang kami bertengkar hanya karena memaksakan sesuatu dari masing-masing kami. Kami sudah menjalani hubungan cukup lama, berbeda pendapat bukanlah alasan yang bisa memisahkan kami.

Siang itu terasa sangat panas. Padahal kami berada di Kota Hujan lho! Kami memutuskan untuk mencari makanan karena perut sudah mengaung meminta makanan. Akhirnya kami sampai di lokasi tujuan.

"Ini akang, teteh, menunya silahkan dipilih." pinta pelayan restoran itu.
"Aku yang pilihin aja ya, kamu ga suka yang pedes kan? Kamu mau minum yang hangat atau dingin?"
"Gue percayakan saja sama lo ya Drey!"
"Oke percaya sama aku ya!"

Aku memesan 1 nasi goreng kambing, 1 soto ayam bening, 1 milkshake vanilla, dan satu teh manis panas. Saat pelayan itu pergi, dia memintaku untuk menggeser kursiku agar lebih dekat dengannya, "Sini Drey! Kita foto, gue mau update di snapgram nih!" aku tanpa ragu mendekat dan memasang gaya khasku, dua jari yang mengacung ke atas sambil senyum. 

Selepas itu, aku mengantarnya pulang. Di depan rumahnya, aku berhenti untuk mempersilahkan dia turun dari motorku. Dia memberiku helm dan langsung berpaling menuju rumahnya tanpa mengatakan sepatah kata apapun. Tak berterima kasih, tak pula mengucapkan hati-hati padaku, bahkan tidak membalas senyumku lagi seperti tadi pagi. Senyumku pun perlahan sirna dan memaksaku untuk berjalan pulang. Hari sudah mulai gelap. "Perjalanan cukup panjang masih harus kutempuh," gumamku. Di sela-sela perjalanan, handphone ku bergetar,

"Iya Drey tadi gue senyum mendengar balasan super romantis lo! Jarang-jarang lo kayak gitu. Makasih ya buat hari ini, hati-hati pulangnya, kabarin gue ya! Wajib! Bilang ke Kakak maaf juga kalau lo jadi malam pulangnya. Lo ga lupa kan naruh kunci di tempat biasa? Kalau lupa awas lo! Kasian Kakak lo nungguin nanti"

Betapa bahagianya membaca pesan singkat darinya, aku hanya sanggup membalasnya dengan, "Aku sayang kamu juga, Ra"
»»  Baca selengkapnya.....