Blog yang memuat tentang berbagai macam permasalahan pelajar, baik itu positif maupun negatif, serta dikemas dalam bentuk semenarik mungkin. Dibuat dan disesuaikan untuk konsumsi publik. SELAMAT MEMBACA!

Kamis, 16 April 2020

Breathe

Suatu hal bisa menjadi benar dan boleh jadi dianggap sebuah kesalahan.
Waktu adalah sesuatu yang tidak bisa terulang kembali.

Halo, apa kabarmu? Kuharap kamu baik-baik saja.

Cerita ini adalah tentangku, tentang seseorang yang menemukan manusia yang baginya adalah seorang teman yang berharga. Apakah boleh aku menyayangi teman-temanku? Apakah aku salah jika aku memiliki perasaan seperti itu? Kamu tak perlu menjawabnya karena aku sudah pernah menyatakan bahwa aku menyayangimu. Apa yang kamu rasa saat ini? Dua tahun memang berlalu. Tidak. Mungkin bisa dibilang sudah hampir tiga tahun berlalu. Ya, memang perjalanan kita sudah selama itu. Akan tetapi satu hal yang pasti, yaitu sudah dua tahun kita tidak bertegur sapa. Saling berusaha menjauh satu sama lain. Apakah ini yang benar kuinginkan? Apakah ini benar hal yang ingin kamu lakukan? Mari kita menganggapnya seperti itu.

Dua manusia memang ada yang diciptakan hanya untuk memberikan pelajaran satu sama lain. Kehadiran singkatmu dalam kehidupanku merupakan bukti yang nyata bahwa teori ini benar. Kamu sudah kuanggap menjadi teman terbaik yang pernah kumiliki hingga saat ini. Tempatku bercerita tentang berbagai macam agenda. Sarana aku mengutarakan segala hal yang aku rasa. Kenangan selama tiga tahun kita saling mengenal bukanlah hal yang buruk. Aku tahu itu sekarang. Kita memang diciptakan untuk saling memperbaiki diri demi masa depan kita masing-masing. Masih ingatkah kamu ketika kamu dihantui keraguan saat hendak meyakinkan dirimu bahwa kamu memang pantas berada diantara mereka sebagai salah satu kandidat mahasiswa berprestasi? Aku merasa bahwa kehadiranku saat itu mengurangi perasaan ragu-ragumu itu. Tahukah kamu? Saat itu aku cemas memastikan bagaimana kamu menjalani presentasi mapres itu dari dalam kelasku. Dan ternyata kamu berhasil! Aku menghampirimu, berjalan kaki mengenakan jaket andalanku menuju gedung tempatmu presentasi. Kamu bilang kamu sudah menjalaninya semampu dan sebisamu, hasilnya kamu serahkan kepada Yang Maha Kuasa. Beberapa waktu setelahnya, kamu memberiku kabar bahwa kamu berhasil meraihnya. Pikirku saat itu, "Aku sangat bangga bisa mendampingimu untuk meraih gelar mapres sebagaimana yang orang tuamu inginkan, khususnya oleh mamahmu," masih ingatkah kamu pernah menceritakan hal ini?

Aku pun tak mengerti mengapa hingga kini aku masih merasakan kepedihan itu. Aku tahu kamu akan mengatakan, "Hahaha rasain akibatnya!" tapi aku mohon, kamu harus mengerti bahwa hal ini adalah perasaanku sesungguhnya. Aku benar-benar kehilangan seorang teman, lagi. Dengan menulis cerita ini, aku sudah bertekad agar diberi kekuatan untuk kembali membasahi diri di dalam kolam yang bernama kesedihan. Air mata yang tanpa sengaja keluar bak ingin membantuku agar tenggelam lebih dalam. Tangisan yang mungkin pertama kali terjadi selama tahun 2020. Aku harap aku tak lagi merasakan kesedihan ini. Aku benar-benar merasa kehilangan. Kini aku juga teringat salah satu kalimat di dalam tulisanmu saat itu, "Waktu bisa menjadi obat pulih," aku sedang mempercayainya sekarang. Semoga memang benar ya kata orang itu, sebagaimana ia membuatmu percaya bahwa waktu adalah obat untukmu dan kini juga aku harapkan terjadi kepadaku. Tapi hey apakah kamu sudah pulih?

Aku jadi teringat waktu dimana aku mendapat pesan darimu yang berisi link sebuah lagu. Kukira lagu itu hanyalah lagu biasa yang tak akan bermakna apapun. Namun, tahukah kamu bahwa lagu itu yang menemaniku saat menulis cerita ini? Breathe. Lagu yang dipopulerkan oleh Lee Hi yang entah bagaimana kamu mengetahui lagu ini. Mungkin karena kamu suka drama korea? Hmm mungkin. Kamu mengirimkan lagu Breathe versi bahasa inggris. Lagu ini ternyata memberi dampak yang luar biasa untukku.

So go on, freely make mistakes.
That's what it means to be alive.
Saying it's alright are just words.
I hope it's fine.
When the world betrays you.
I'll be right beside you.
Lay it all on me.
When you feel like you've just had enough.
Things that you've been through.
I may not know but I'll try to understand.
I'll take your hand.
I will never let you go.

Penyesalan? Tidak. Aku tidak merasa bahwa semua yang aku lakukan dahulu itu sia-sia karena dengan bertemu kamu pada saat itu semuanya terasa sangat menyenangkan. Aku dapat menunjukkan versi diriku yang asli seutuhnya. Sejauh ini, kulakukan hanya padamu. Bukan berarti yang lain tidak lebih berharga darimu, tapi saat itu entah mengapa aku menganggapmu berbeda. Dan berkat perpisahan itu, aku kembali terjatuh. Aku tidak menemukan apapun untuk membuatku bisa merangkak kembali ke permukaan. Kau tahu ada yang lebih berharga daripada uang? Hal itu disebut hubungan pertemanan. Sekali saja kamu memutuskannya, maka semuanya tak akan lagi sama. Oleh karena itu, aku selalu tidak ingin perpisahan ini terjadi. Tapi kita menganggap bahwa perpisahan itu perlu sebagai langkah pertama agar keadaan tidak bertambah buruk. Semoga saja kamu mengerti. Memang cerita ini tidak akan mengubah apa-apa, aku akan tetap pada jalanku yang sekarang dan kamu pun begitu. Satu hal yang kulakukan sejak dulu adalah aku ingin membuatmu mengerti bahwa yang kuinginkan adalah berlanjutnya komunikasi kita dalam status sebagai teman. Teman spesial? Teman berharga? Teman penting? Bagiku, sosokmu adalah teman spesial yang berharga dan teramat penting. Tidak banyak yang bisa membuat diriku menjadi seperti saat aku bersamamu, bahkan saat penduduk bumi sudah menginjak angka 7.594.000.000 aku hanya bisa merasakannya denganmu. Perlukah status untuk memperjelas kita saat itu sedang merakit apa? Menurutku, teman sudah cukup. Tidak kurang tidak lebih. Aku menyayangi seluruh temanku, termasuk kamu. Hmm ya meskipun tidak semua temanku selalu berkomunikasi denganku setiap harinya. Harus aku akui, saat itu memang kita dalam masa-masa sulit. Aku bahkan sekarang ini sudah lupa penyebab kita saling menjauh, mungkin karena terlalu pahit sehingga otakku berusaha untuk menghapusnya sesegera mungkin. Ya sudah tak perlu dicari tahu kembali alasannya. 

Lihat? Cerita kita bukanlah cerita tentang mahasiswa yang menghabiskan waktunya untuk terlena dalam gelapnya dunia kampus. Kamu telah mengembangkanku. Kata-katamu memang kadang menyakitkan, tapi kukira hal itu ampuh untuk membuatku merasa lebih baik. Terima kasih ya sudah meluangkan waktu untuk membacanya, jika pada akhirnya kamu menemukan cerita yang berisi curhatanku ini. Aku memang sampah. Setidaknya kini aku telah berubah, dari yang tidak berharga sama sekali menjadi suatu barang yang dapat diolah kembali agar lebih berguna dalam bentuk yang lain. Aku akan bangga dengan gelar sampahku ini. Entah bagimu aku ini apa. Tapi bagiku kamu berlian. Barang yang akan terus berharga bahkan jika berada di dalam lumpur penuh tanah kotor sekalipun.

Aku memutuskan untuk mengungkapkan beberapa hal yang masih mengganjal dalam hati. Cerita ini adalah satu-satunya bentuk penerimaanku terhadap kenyataan. Semoga saja aku bisa mengikuti jejakmu agar bisa sembuh seutuhnya. Dan juga cerita ini aku dedikasikan kepadamu, seseorang yang telah membuatku menjadi manusia yang lebih banyak belajar. Terima kasih banyak. Kuharap kamu sudah memaafkan kesalahanku, 7-19-14.
»»  Baca selengkapnya.....