Blog yang memuat tentang berbagai macam permasalahan pelajar, baik itu positif maupun negatif, serta dikemas dalam bentuk semenarik mungkin. Dibuat dan disesuaikan untuk konsumsi publik. SELAMAT MEMBACA!

Jumat, 26 Juni 2020

Kirameki

Dini hari ini gue putuskan untuk menulis kembali. Tidak akan menjadi cerita yang panjang. Tak perlu popcorn maupun cemilan lainnya untuk menemani lo membaca cerita ini, karena sepertinya hanya butuh waktu sebentar untuk lo dapat menuntaskannya.

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Salah satu novel yang gue baca. Isinya menarik. Lo belum baca? Sila baca dulu. Meskipun paragraf ini ga nyambung dengan bagian intinya, tapi gue sebagai penulisnya pengen memasukkan ini sebagai tambahan paragraf. Biar jadi agak panjang dikit.

Baiklah langsung saja ya! Cerita kali ini tentang sebuah review dan sedikit spoiler versi gue dari suatu anime. Judulnya Shigatsu wa Kimi no Uso. Jujur gue baru menemukan anime ini kemarin atas dasar saran dari seorang teman. Anime Shigatsu wa Kimi no Uso ini menceritakan tentang dua insan yang menjadikan musik sebagai jalan hidupnya lalu bertemu karena suatu sebab dan memang semesta menjadikan pertemuan mereka sebagai alasan yang tepat untuk membuat segalanya menjadi lebih baik. Kousei ,pemuda yang memiliki bakat bermain piano dan Kaori, seorang wanita yang hadir untuk memberikan Kousei semangat untuk melanjutkan hidup. Banyak juga yang bilang bahwa anime ini menyediakan bawang merah gratis bagi penikmatnya, kenapa? Tepatnya di episode 22, atau yang menjadi episode terakhir dari anime ini, ketika surat yang diberi oleh Kaori diterima oleh Kousei. Isi suratnya tentang perpisahan, kenapa harus berpisah? Jawabannya ada di akhir episode anime Kimi Uso ini. Kousei harus merelakan kepergian Kaori untuk selama-lamanya karena penyakit yang dideritanya. Bagian tersedihnya bukan pada saat Kaori pergi, namun pada saat Kousei membaca surat yang diberikan oleh Kaori. Ketika surat terakhir itu dibaca oleh Kousei, ia sadar bahwa tak pernah ada kata terlambat untuk mensyukuri kedatangan seseorang yang jika dilihat lebih jauh ke belakang memberikan manfaat yang baik bagi hidupnya, baik di masa lalu, masa kini, dan untuk masa depan.

Singkat cerita, Kaori datang saat Kousei sedang dalam masa tak stabil. Umur Kousei waktu itu masih 11 tahun namun ia harus menerima kenyataan pahit bahwa ibunya telah meninggal. Kejadian ini membuat Kousei trauma dan kehilangan niatnya untuk menjadi pianis nomor satu. Saat itulah kehadiran Kaori sangat berarti, ia hadir dan membuat Kousei kembali menemukan arti kegembiraan ketika bermain piano. Awal pertemuan mereka bisa disebut keberuntungan, karena pada saat usia mereka masih 5 tahun, mereka bertemu di tempat les piano. Saat itu, Kousei yang memang sudah berbakat sejak lahir memainkan pianonya dengan indah. Kaori memutuskan untuk mengundurkan niatnya menjadi seorang pianis dan beralih ke biola. Alasannya karena Kaori menginginkan Kousei memainkan piano untuknya di sebuah panggung sebagai dua orang musisi yang memiliki perasaan satu sama lainnya. Hal yang membuat Kaori jatuh hati untuk pertama kali dan juga menjadikan perasaannya kepada Kousei menjadi hal terakhir yang diambil dari tubuhnya dengan senyuman yang terukir manis di wajahnya.

Gue lihat dari komentar tentang soundtrack anime ini di dalam suatu platform video terbesar saat ini, ga sedikit yang merasakan bahwa memang anime ini layak didaulat menjadi salah satu anime terbaik yang memiliki sad ending. Lo ga percaya? Nonton deh! Di gomunime ada kok. Barusan gue buktiin juga dengan langsung nonton episode ke-22 dan gue sepakat dengan komenannya. Hahahaha.


»»  Baca selengkapnya.....